Desember 18, 2013

HAPPINESS


source: https://doodlepack.wordpress.com/tag/elated/

I am happy because I am able to pacify myself with all my weaknesses.

Maunya Manusia


source: http://notpc.hubpages.com/hub/Ethical-Egoism-How-do-you-make-decisions

Manusia bukan satu-satunya penghuni jagad raya ini. Betulkan pernyataanku ini? Coba perhatikan dengan seksama lingkungan sekitar manusia hidup. Ada semut, ulat, batu, kerikil, debu, nyamuk, larva, pohon pepaya, sungai, gunung, tebing, dan masih banyak makhluk lain. Itu yang terlihat secara fisik, belum lagi roh-roh penghuni batu, pohon, gunung, dan roh-roh penunggu hutan. Masih mengira manusia hidup sendiri? Seringkali manusia sendiri tidak menghiraukan manusia yang lain, tidak juga menghiraukan kerikil dan debu, larva, apalagi roh-roh tanpa bentuk penghuni jagad raya.

Ada juga yang berpendapat jagad raya ini ada karena ada manusia yang melihatnya dan lalu memberinya nama. Sehebat itu kapasitas manusia? Apakah bila jagad raya ini tanpa manusia berarti jagad raya ini tidak ada? Apakah kalau tidak ada manusia yang melihat segala sesuatu di dalam jagad raya ini dan memberinya nama, berarti jagad raya ini tidak ada? Barangkali benar karena jagad raya ini adalah berasal dari pemberian nama manusia terhadap apa yang dilihatnya. Barangkali awal mula "ini" (manusia menyebutnya jagad raya) tidak bernama. Adakah "ini" membutuhkan nama? Dari manusia pula? Apakah keberadaan "ini" ditentukan oleh manusia?

Pernah orang tuaku berkata kepadaku, kita manusia diciptakan untuk hidup harmonis bersama jagad raya. Kita harus menaklukannya, merawatnya, dan menghormatinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari hidup manusia. Akan tetapi, apa fakta dari sikap-sikap manusia terhadap jagad raya? Menaklukan tidak sama dengan merusak. Merawat tidak sama dengan menjaga. Menghormati tidak sama dengan menakuti. Apakah manusia terlalu kuat untuk hidup berdampingan dengan jagad raya? Atau manusia terlalu bodoh, dungu, dan jumawa terhadap jagad raya? Apakah manusia berpikir bangsanya manusia adalah makhluk berderajat paling tinggi di seluruh jagad raya? Manusia mampu beralasan, perbuatan-perbuatannya dilakukan untuk kemakmuran, untuk kemajuan ilmu pengetahuan, untuk kesejahteraan, untuk aktualisasi diri, untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Benarkah itu semua? Tuluskah? Aku rasa manusia sulit untuk tulus dan lebih sulit lagi untuk bersyukur. Selalu tidak cukup.

Manusia itu butuh diperhatikan oleh makhluk lain, sebangsanya maupun dari bangsa lain (bangsa pepohonan, bangsa binatang, bahkan bangsa roh tanpa bentuk). Manusia itu butuh pengakuan atas keberadaannya. Manusia itu ingin memperoleh peringkat tertinggi di dalam jagad raya. Manusia ingin dilayani dengan sebaik-baiknya. Manusia ingin memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dari jagad raya. Manusia ingin memegahkan dirinya. Mengerikan ya? Ya itulah manusia. Aku pun manusia. Ironis. Haruskah aku berkata "Sialnya aku manusia" atau "Untungnya aku manusia"?

Desember 17, 2013

Yesaya 40:1-31

source: http://www.purprojet.com/en/press

Berita kelepasan
1 Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Allahmu, 2 tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan Tuhan dua kali lipat karena segala dosanya.
3 Ada suara yang berseru-seru:”Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk Tuhan, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! 4 Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; 5 maka kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, Tuhan sendiri telah mengatakannya.”
6 Ada suara yang berkata:”Berserulah!” Jawabku:”Apakah yang harus kuserukan?” “Seluruh umat manusia adalah seperti rumput dan semua semaraknya seperti bunga di padang. 7 Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila Tuhan menghembusnya dengan nafasNya. Sesungguhnyalah bangsa itu seperti rumput. 8 Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.”
9 Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda”Lihat, itu Allahmu!” 10 Lihat, itu Tuhan Allah, Ia dating dengan kekuatan dan dengan tanganNya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payahNya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperolehNya berjalan di hadapanNya. 11 Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternakNya dan menghimpunkannya dengan tanganNya; anak-anak domba dipangkuNya, induk-induk domba dituntunNya dengan hati-hati.
Allah di atas semua Allah
12 Siapa yang menakar air laut dengan lekuk tangannya dan mengukur langit dengan jengkal, menyukat debu tanah dengan takaran, menimbang gunung-gunung dengan dacing atau bukit-bukit dengan neraca? 13 Siapa yang dapat mengatur roh Tuhan atau member petunjuk kepadaNya sebagai penasihat? 14 Kepada siapa Tuhan meminta nasihat untuk mendapat pengertian, dan siapa yang mengajar Tuhan untuk menjalankan keadilan, atau siapa mengajar Dia pengetahuan dan member Dia petunjuk supaya Ia bertindak dengan pengertian? 15 Sesungguhnya, bangsa-bangsa adalah seperti setitik air dalam timba dan dianggap seperti sebutir debu pada neraca. Sesungguhnya, pulau-pulau tidak lebih dari abu halus beratnya. 16 Libanon tidak mencukupi bagi kayu api dan margasatwanya tidak mencukupi bagi korban bakaran. 17 Segala bangsa seperti tidak ada di hadapanNya mereka dianggapNya hampa dan sia-sia saja.
18 Jadi dengan siapa hendak kamu samakan Allah, dan apa yang dapat kamu anggap serupa dengan Dia? 19 Patungkah? Tukang besi menuangnya, dan pandai emas melapisinya dengan emas, membuat rantai-rantai perak untuknya. 20 Orang yang mendirikan arca, memilih kayu yang tidak lekas busuk, mencari tukang yang ahli untuk mengakkan patung yang tidak lekas goyang.
21 Tidakkah kamu tahu? Tidakkah kamu dengar? Tidakkah diberitahukan kepadamu dari mulanya? Tidakkah kamu mengerti sejak dasar bumi diletakkan? 22 Dia yang bertahta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman! 23 Dia yang membuat pembesar-pembesar menjadi tidak ada dan yang menjadikan hakim-hakim dunia sia-sia saja! 24 Baru saja mereka ditanam, baru saja mereka ditaburkan, baru saja cangkok mereka berakar di dalam tanah, sudah juga Ia meniup kepada mereka, sehingga mereka kering dan diterbangkan oleh badai seperti jerami.
25 Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Mahakudus. 26 Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satu pun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat.
27 Mengapakah engkau mengatakan demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel:”Hidupku tersembunyi dari Tuhan, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?” 28 Tidakkah kau tahu, dan tidakkah kau dengar? Tuhan ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertianNya. 29 Dia member kekuatan pada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. 30 Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, 31 tetapi orang-orang yang menantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Desember 15, 2013

Jeremiah 29:11-14

source: http://thepropheticbooksofbible.org/wp-content/uploads/2013/03/jeremiah1.jpg
Jeremiah 29:11-14
11-For I know the plans I have for you, declares the Lord, plans for welfare and not for evil, to give you a future and a hope. 
12-Then you will call upon me and come and pray to me, and I will hear you. 
13-You will seek me and find me, when you seek me with all your heart. 
14-I will be found by you, declares the Lord, and I will bring you back to the place from which I sent you into exile.

Oktober 29, 2013

Do what is right, not what is easy


Do right

From the very start
Have purpose in your heart
To do what’s right and never question why
Never count the cost though everything seems lost
The price for doing right is sometimes high

Chorus:
Do right till the stars fall
Do right till the last call
Do right till there’s no one else to stand by you
Do right when you’re all alone
Do right though it’s never known
Do right since you love the Lord
Do right, do right

Right is always right and wrong is always wrong so we must learn to separate the two
If you love the right, the Lord will give you the light so seek the right in everything you do


writer: no name
composer: no name

Agustus 18, 2013

Biarkan Api Ini Tetap Menyala




Api yang menyala-nyala
Lahap melahap dosa dosa

Jangan kira kita sudah MERDEKA!
Jangan kira kita pantas tertawa tawa
Jangan kira kita telah melepas dahaga

Api yang menyala-nyala
Lahap melahap dosa dosa

Pikirkan masa depanku, masa depanmu!
Pikirkan hidupku, hidupmu
Persiapkan matiku, matimu

Api yang menyala-nyala
Lahap melahap dosa dosa

“Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala! … … … Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.”-Luk 12:49;51

Api yang menyala-nyala
Lahap melahap dosa dosa

“Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.”-Luk 12:35

Api yang menyala-nyala
Lahap melahap dosa dosa

Sunday, August 18, 2013; 10:56 a.m.
-hprabhadamar-

Bingkisan Kata untuk Indonesia




Selamat pagi ibuku pertiwi! Selamat pagi Indonesia!

Telah 68 tahun hari ini nyata semenjak hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Telah 68 tahun hari ini nyata semenjak Bapak Ir. Soekarno mengumandangkan teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Telah 68 tahun hari ini nyata semenjak 17 Agustus 1945 dinyatakan sebagai Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Memang benar, di dalam perspektifku, bangsa Indonesia telah merdeka dari bentuk-bentuk penjajahan yang dapat dibaca di dalam buku-buku sejarah bangsa Indonesia. Barangkali, bangsa Indonesia tidak perlu lagi berdarah-darah menghadapi senjata api dan meriam yang mampu mengoyak fisik, yang mampu melukai tangan dan kaki, yang mampu meruntuhkan tubuh, yang mampu meledakkan kepala dan mencecerkan isi bathok kepala, yang mampu melenyapkan harga diri sebagai bangsa Indonesia.

Akan tetapi, benarkah 68 tahun yang telah berlalu ini AKU maknai sebagai masa bebasnya bangsa Indonesia dari derita akibat senjata api dan meriam?

Benarkah 68 tahun yang telah berlalu ini AKU kenang sebagai saat dibacakannya teks Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia?

Benarkah selama 68 tahun ini terhitung dari proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia, AKU, bangsa Indonesia telah merdeka dari PENJAJAH?

AKU harus berhenti sejenak dan bercermin. (Barangkali, hal ini adalah hal yang jarang AKU lakukan seumur hidupku.) Siapakah PENJAJAH sebenarnya? Siapakah PENJAJAH bagiku, bangsa Indonesia? Bangsa Belanda-kah PENJAJAH? VOC-kah PENJAJAH? Jepang-kah PENJAJAH? Amerika-kah PENJAJAH? Atau PKI-kah PENJAJAH?

Lihatlah ke dalam cermin! AKU harus berhenti sejenak dan bercermin! AKU hendak ber-cer-min. (AKU telah memastikan bahwa cerminku benar-benar jernih dan masih berfungsi sebagai cermin. AKU pastikan cerminku tidak retak bahkan pecah. AKU pastikan cerminku bukan kaca remah-remah.)

Pandanglah sungguh-sungguh ke dalam cermin! Ingatlah wajah yang dipantulkan oleh cermin! Camkanlah rupa itu, wujud itu! Itulah PENJAJAH yang sesungguhnya! Itulah PENYAKITnya! Ya! AKUlah PENJAJAH!

Hadapi AKU! Lawan AKU! Perangi AKU! Maju dan terjang AKU! Musnahkan AKU dari tubuh ibu pertiwi. Biarkan ibu pertiwi kembali sehat (barangkali ibu pernah sehat), lepas dari PENYAKITnya, yaitu AKU.

Ya, AKU. (Mari mengucapkan litani PENJAJAHAN)

Aku membelenggu diriku dengan kebodohan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

 Aku membelenggu diriku dalam kebohongan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan kemalasan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam ketakutan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan hawa nafsu.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam kemunafikan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan perselingkuhan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam kerakusan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan pemerkosaan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam pembunuhan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan kesombongan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam keserakahan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan kesewenang-wenangan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam iri hati.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan dengki.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam caci maki.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan sontek menyontek.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam ludah-meludah.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan keluh kesah gundah.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam benih-benih zinah.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan buah-buah fitnah.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam jelaga-jelaga hitam dosa-dosa.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan dusta mendusta.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku memenjarakan diriku ke dalam neraka dunia carut marut corat coret sikat sikut senat senut.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.


AKU perlu bangkit. Tidak ada keabadian waktu. AKU perlu menuntaskan PENJAJAH. AKU perlu menumpahkan darahku memerangi PENYAKIT tanpa peduli akhir! Sampai AKU layak berteriak MERDEKA!!!

Minggu, 18-08-2013; 10:17 a.m.
-hprabhadamar-

Agustus 15, 2013

Jalan berkelok-kelok



Aku sedang dididik oleh Tuhan melalui orang tuaku, saudara-saudaraku, keluargaku, kekasihku, guru-guruku, dan teman-temanku. Ternyata Tuhan tidak berhenti mendidikku melalui mereka saja. Dia juga mendidikku melalui kesulitan-kesulitan dalam hidupku, kesalahpahaman dalam berkomunikasi, kekhawatiran, kecerobohan, kegagalan, kemarahan, hawa nafsu, dan kesombongan.

Hal itu Tuhan berikan agar aku menjadi manusia yang tangguh dan tahan uji.

Roma 5:3-5
"Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita."

Ad Maiorem Dei Gloriam

Agustus 10, 2013

Orang tua yang BIJAK


“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang daripada jalan itu.” (Amsal 22:6)

1.      Orang tua yang bijak berdoa bagi anak-anaknya.
Biarkan anak-anak mendengarkan doa orang tuanya bagi mereka. Seiring berjalannya waktu, doa-doa tersebut akan dihargai sebagai warisan keluarga yang berharga.

2.      Orang tua yang bijak mengungkapkan kasih sayang bagi anak-anaknya.
Dengan berbagai cara, orang tua yang bijak setiap hari akan berkata AKU MENGASIHIMU kepada anak-anaknya. Seharusnya anak-anak tidak meninggalkan rumah tanpa kata-kata tersebut terngiang di telinga mereka.

3.      Orang tua yang bijak mengenali talenta yang diberikan Tuhan bagi anak-anaknya.
Setiap anak adalah ciptaan Tuhan yang unik dengan talenta yang unik pula. Orang tua harus dapat mengenali dan menerima talenta anak-anaknya dan mendidik mereka untuk menggunakan talentanya sesuai dengan karakternya masing-masing.

4.      Orang tua bijak menghindari komunikasi dangkal.
Jangan berkomunikasi kepada anak-anak hanya pada tingkat “ya”, “tidak”, dan “jangan”. Anak memerlukan komunikasi yang berkualitas seperti halnya orang dewasa.

5.      Orang tua bijak menempatkan anaknya di tempat yang paling penting dalam pikiran mereka.
Orang tua harus memikirkan anak-anaknya secara mendalam, baik mengenai kesejahteraan rohani dan fisik mereka.

6.      Orang tua yang bijak membina anak-anak mereka.
Orang tua yang bijaksana bertanggunjawab secara pribadi dalam mendidik anak-anaknya. Orang tua tidak akan hanya menyerahkan tanggungjawab pembinaan anak-anaknya pada institusi pendidikan dan gereja.

7.      Orang tua yang bijak akan mengontrol pemakaian televisi dan internet.
Orang tua yang bijak tidak akan membiarkan televise, internet, maupun game mencuri sebagian besar waktu anak-anaknya dan tidak akan membiarkan anak-anaknya tumbuh menjadi generasi pasif dan pemalas.

8.      Orang tua yang bijak akan membangun jembatan relasional.
Orang tua yang bijak akan menjalin relasi dengan keluarga dan teman yang gaya hidupnya merupakan contoh positif bagi anak-anaknya.

9.      Orang tua yang bijak menjadi sumber inspirasi bagi masa depan anak-anak mereka.
Orang tua yang bijak tidak pernah menghancurkan mimpi anak-anaknya. Mereka akan membicarakan mimpi anak-anaknya dan mendiskusikan berbagai cara untuk menggapai mimpi itu.

10.  Orang tua yang bijak mendisiplinkan anak-anaknya.
Orang tua yang bijak tidak akan membiarkan anaknya berlaku tidak benar, tetapi bersikap tegas, menegur, dan mendisiplinkan anak-anak yang bertindak salah dengan bijaksana di dalam kasih.

Ad Maiorem Dei Gloriam

Juni 03, 2013

Stereotyping and Reverse Culture Shock

 
English Corner Meeting with ICEE at Sanata Dharma University
There are 2 lessons that I've learned with Champ in Grand Tour. They are stereotyping and reverse culture shock.

We did stereotyping to new people we just met is usually happened. But, stereotyping may cause misunderstanding and unhealthy relationship. We need to listen and communicate with new people before we are able to recognize and understand whomever much better than only believing our stereotyping about people.

In Go Home Come Back Chapter, I found many quotations which were related to reverse culture shock. I'm interested with one of them. It came from Heraclitus. "You can not step into the same river twice, because new waters are always flowing in upon you." Now, I change my thought. I am as human being will never stop growing up until I died and I will never be the same person. I need to change myself become a better person day by day because I will face different situation everyday. Time flies, and so do I.

Ad Maiorem Dei Gloriam

Mei 27, 2013

An adventure and an inconvenience



G.K. Chesterton:"An adventure is only an inconvenience rightly considered. An inconvenience is only an adventure wrongly considered."

He told us about the way we see or the way we think. I notice there are two interesting things. They are an inconvenience and an adventure. Each of them has similarity. An adventure offers many challenges and so does an inconvenience. Usually I choose to involve in an adventure. I expect many challenges from an adventure, but it's different with an inconvenience. I don't expect to face inconvenience although it offers me many challenges.

This is the point. If I see an inconvenience as an adventure, there will be no negative thinking. There will always be excited feeling, so much power to face it, and plenty of motivations to carry on. :) Let's step forward. 

AMDG

Mei 10, 2013

Whom do I want to meet to?


Whom do I want to meet to?
I do idol Mr. Soekarno whom was the first president of Indonesia. I never met him before because he had passed away long ago before I was born in 1988. I was born in the Mr. Soeharto era. He was the second president of Republic of Indonesia after Mr. Soekarno government.
Even though I didn’t live in the Mr. Soekarno era, I know about Mr. Soekarno from his history. He was a great president and a great leader. He was so nationalism. He believed to Indonesian people power. He believed that the Indonesia citizens could be a great nation in the world if each people could be nationalist and struggle the sovereignty of Indonesia through our works and our love to this country. Everyone should fight out of love for their country, Indonesia.
That’s why I do idol Mr. Soekarno, even I have ever read that Mr. Mahatma Gandhi told,” In a thousand years forward, Indonesia will not have a great leader such as Soekarno.” Mr. Soekarno was so respected by many people from many nations.
If I am able to turn the time back, I am going to meet Mr. Soekarno and ask him to have discussion with me. I want to ask a lot of questions about Pancasila (or Five Principles) and his perspective about Indonesian people. Then I’m going to tell him what is happening in the Indonesian future, in this era.
I would like to listen to his opinions about Indonesia. I want to prevent Indonesia from destruction through our believing to our own potencies and power. I think Mr. Soekarno had many good ways to make Indonesian people believe in their potencies. Together, we are going to be strong. We should not make a problem of differences among us. Each person was born different to others, but it is not a problem. We are able to declare our way of thinking and act freely; nevertheless we should respect each other. We have to remember the most important thing. That is we are born as Indonesian. We should thank and proud to be Indonesian. We have the same purpose, it is serving to Indonesia.
written by: Damar
 
 

"You can't judge the book by its cover."


“You can’t judge the book by its cover.”  I agree with this quotation. Why do I agree with it? I was thinking if no one would know obviously what inside the gift box is until we had torn the wrapper and opened the box. Before we opened the box, all we might do were guessing at. If we want to be objective while we judge somebody or something, we have to understand them then ensure our own understanding to be true not only by looking at somebody or something from their or its outward appearance. I think perceiving is better than judging.

I have experienced the pain and difficult part in my life. I met a man in the factory where I used to work a few years ago. He was a manager in the paper packaging department. His outward appearance was clean and tidy. He always wore well-ironed clothe and trouser even he also comb his hairs and polishing it in order to blacken his grey hairs. The way he walked in the factory was distinct. His outward appearance ensured me that he was a good leader, gentle, and smart. In fact, not all of my thoughts about him were truly right.

After I had conversation with him in many meetings and opportunities outside the office, finally I understood who he really was. He was stubborn person and rarely listened his employees’ difficulties in their work. He was easy to be angry and often spoke rude words to people especially to them who did wrong depended upon his opinion. He was abusive even in the middle of meeting. I was thinking that being angry or blaming somebody in front of many people would embarrass the person whom was being blamed. It was not gentle and smart way to communicate with people.

written by: Damar