Desember 01, 2012

Manusia yang Bebas

Manusia yang Bebas, Berkehendak Bebas
Sadarkah kita saat kita meneriakan kebebasan? Sudahkah kita sungguh bebas merdeka?
Contoh sederhana, ketika mengikuti pelajaran di kelas, seringkali kita lebih suka memilih tempat duduk yang terletak di deretan belakang. Tempat duduk deretan paling depan pastilah menjadi pilihan yang terakhir. Mengapa begitu? Apakah kita merasa tidak layak menempati bangku pada deretan terdepan walau kita sudah datang lebih awal sebelum jam pelajaran dimulai? Apakah kita berpikir bahwa tempat duduk deretan terdepan sudah disediakan untuk murid-murid terhormat? Sungguh konyol jika menurut saya jika kita memiliki pemikiran yang saya sebutkan terakhir, karena di dalam kelas status kita sama. Kita adalah sesama murid.

Memang benar, kita bebas memilih tempat duduk di dalam kelas (terutama dalam perkuliahan). Namun, benarkah tidak ada hal-hal lain yang mendasari sikap kita sehingga kita memilih tempat duduk di deretan belakang? Hal-hal yang saya maksud misalnya, canggung, takut, malas karena mudah menjadi sasaran pertanyaan dari guru atau dosen, atau malu karena mungkin dikatakan sok rajin atau bahkan sok pandai, dll.

Perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran yang muncul dari dalam diri kita yang bersifat menghambat langkah kita untuk berkembang itulah yang membuat kita menjadi pribadi yang tidak bebas, tidak merdeka. Tidak perlu kita dibentak untuk menjadi disiplin. Tidak perlu kita diminta berkali-kali untuk memulai mengerjakan tugas kita sendiri. Segala sesuatu perlu disadari agar kita mampu menjadi manusia bebas. Bebas bukan berarti tidak menghargai orang lain atau bertindak sesuai kehendak hati atau bahkan bertindak ke arah perusakan dan penghinaan. Bukan seperti itu definisi bebas yang saya maksud. Manusia bebas berarti manusia yang mampu berkembang dan bertumbuh tanpa pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan negatif.

Marilah bersama-sama melatih diri kita sendiri untuk mengubah pikiran-pikiran negatif kita menjadi pikiran-pikiran yang positif, sehingga kita dapat bertumbuh kembang dan menumbuhkembangkan kehidupan bersama.

-hprabha- 

The true cause of negative thoughts, emotional feelings, and physical symptoms, is an energy block along one or more of the body’s meridians.
» Gary Craig



A gathering of Wishes

A gathering of Wishes by Flavia Weedn.

1.       You matter in my life. Thanks for being born.
2.       If I could wrap love in a ribbon, it would be my gift to you.





November 28, 2012

How could I say I believe in GOD?

How could I say I believe in GOD but I never begin from being honest? The greatest enemy of HONESTY is not deceitfulness, but AFFECTATION or MALINGERING. Whether pretending to be honest even pretending to tell a lie are including to affectation. They are the enemies of HONESTY. Being honest couldn't be forced or compelled. If person is compelled to be honest, the fundamental value of honesty will be gone away. It's not honest no more, it's pretending.  The true honesty is no intention. (inspired by Blakanis, a novel by Arswendo Atmowiloto)