Agustus 18, 2013

Biarkan Api Ini Tetap Menyala




Api yang menyala-nyala
Lahap melahap dosa dosa

Jangan kira kita sudah MERDEKA!
Jangan kira kita pantas tertawa tawa
Jangan kira kita telah melepas dahaga

Api yang menyala-nyala
Lahap melahap dosa dosa

Pikirkan masa depanku, masa depanmu!
Pikirkan hidupku, hidupmu
Persiapkan matiku, matimu

Api yang menyala-nyala
Lahap melahap dosa dosa

“Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala! … … … Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.”-Luk 12:49;51

Api yang menyala-nyala
Lahap melahap dosa dosa

“Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.”-Luk 12:35

Api yang menyala-nyala
Lahap melahap dosa dosa

Sunday, August 18, 2013; 10:56 a.m.
-hprabhadamar-

Bingkisan Kata untuk Indonesia




Selamat pagi ibuku pertiwi! Selamat pagi Indonesia!

Telah 68 tahun hari ini nyata semenjak hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Telah 68 tahun hari ini nyata semenjak Bapak Ir. Soekarno mengumandangkan teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Telah 68 tahun hari ini nyata semenjak 17 Agustus 1945 dinyatakan sebagai Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Memang benar, di dalam perspektifku, bangsa Indonesia telah merdeka dari bentuk-bentuk penjajahan yang dapat dibaca di dalam buku-buku sejarah bangsa Indonesia. Barangkali, bangsa Indonesia tidak perlu lagi berdarah-darah menghadapi senjata api dan meriam yang mampu mengoyak fisik, yang mampu melukai tangan dan kaki, yang mampu meruntuhkan tubuh, yang mampu meledakkan kepala dan mencecerkan isi bathok kepala, yang mampu melenyapkan harga diri sebagai bangsa Indonesia.

Akan tetapi, benarkah 68 tahun yang telah berlalu ini AKU maknai sebagai masa bebasnya bangsa Indonesia dari derita akibat senjata api dan meriam?

Benarkah 68 tahun yang telah berlalu ini AKU kenang sebagai saat dibacakannya teks Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia?

Benarkah selama 68 tahun ini terhitung dari proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia, AKU, bangsa Indonesia telah merdeka dari PENJAJAH?

AKU harus berhenti sejenak dan bercermin. (Barangkali, hal ini adalah hal yang jarang AKU lakukan seumur hidupku.) Siapakah PENJAJAH sebenarnya? Siapakah PENJAJAH bagiku, bangsa Indonesia? Bangsa Belanda-kah PENJAJAH? VOC-kah PENJAJAH? Jepang-kah PENJAJAH? Amerika-kah PENJAJAH? Atau PKI-kah PENJAJAH?

Lihatlah ke dalam cermin! AKU harus berhenti sejenak dan bercermin! AKU hendak ber-cer-min. (AKU telah memastikan bahwa cerminku benar-benar jernih dan masih berfungsi sebagai cermin. AKU pastikan cerminku tidak retak bahkan pecah. AKU pastikan cerminku bukan kaca remah-remah.)

Pandanglah sungguh-sungguh ke dalam cermin! Ingatlah wajah yang dipantulkan oleh cermin! Camkanlah rupa itu, wujud itu! Itulah PENJAJAH yang sesungguhnya! Itulah PENYAKITnya! Ya! AKUlah PENJAJAH!

Hadapi AKU! Lawan AKU! Perangi AKU! Maju dan terjang AKU! Musnahkan AKU dari tubuh ibu pertiwi. Biarkan ibu pertiwi kembali sehat (barangkali ibu pernah sehat), lepas dari PENYAKITnya, yaitu AKU.

Ya, AKU. (Mari mengucapkan litani PENJAJAHAN)

Aku membelenggu diriku dengan kebodohan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

 Aku membelenggu diriku dalam kebohongan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan kemalasan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam ketakutan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan hawa nafsu.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam kemunafikan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan perselingkuhan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam kerakusan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan pemerkosaan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam pembunuhan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan kesombongan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam keserakahan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan kesewenang-wenangan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam iri hati.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan dengki.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam caci maki.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan sontek menyontek.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam ludah-meludah.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan keluh kesah gundah.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam benih-benih zinah.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan buah-buah fitnah.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam jelaga-jelaga hitam dosa-dosa.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan dusta mendusta.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku memenjarakan diriku ke dalam neraka dunia carut marut corat coret sikat sikut senat senut.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.


AKU perlu bangkit. Tidak ada keabadian waktu. AKU perlu menuntaskan PENJAJAH. AKU perlu menumpahkan darahku memerangi PENYAKIT tanpa peduli akhir! Sampai AKU layak berteriak MERDEKA!!!

Minggu, 18-08-2013; 10:17 a.m.
-hprabhadamar-