Selamat pagi ibuku pertiwi! Selamat pagi Indonesia!
Telah 68 tahun
hari ini nyata semenjak hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Telah 68 tahun
hari ini nyata semenjak Bapak Ir. Soekarno mengumandangkan teks Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia.
Telah 68 tahun
hari ini nyata semenjak 17 Agustus 1945 dinyatakan sebagai Hari Kemerdekaan
Bangsa Indonesia.
Memang benar, di
dalam perspektifku, bangsa Indonesia telah merdeka dari bentuk-bentuk
penjajahan yang dapat dibaca di dalam buku-buku sejarah bangsa Indonesia. Barangkali,
bangsa Indonesia tidak perlu lagi berdarah-darah menghadapi senjata api dan
meriam yang mampu mengoyak fisik, yang mampu melukai tangan dan kaki, yang
mampu meruntuhkan tubuh, yang mampu meledakkan kepala dan mencecerkan isi bathok kepala, yang mampu melenyapkan
harga diri sebagai bangsa Indonesia.
Akan tetapi,
benarkah 68 tahun yang telah berlalu ini AKU maknai sebagai masa bebasnya
bangsa Indonesia dari derita akibat senjata api dan meriam?
Benarkah 68 tahun
yang telah berlalu ini AKU kenang sebagai saat dibacakannya teks Proklamasi
Kemerdekaan Bangsa Indonesia?
Benarkah selama
68 tahun ini terhitung dari proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia, AKU,
bangsa Indonesia telah merdeka dari PENJAJAH?
AKU harus berhenti
sejenak dan bercermin. (Barangkali, hal ini adalah hal yang jarang AKU lakukan
seumur hidupku.) Siapakah PENJAJAH sebenarnya? Siapakah PENJAJAH bagiku, bangsa
Indonesia? Bangsa Belanda-kah PENJAJAH? VOC-kah PENJAJAH? Jepang-kah PENJAJAH?
Amerika-kah PENJAJAH? Atau PKI-kah PENJAJAH?
Lihatlah ke dalam
cermin! AKU harus berhenti sejenak dan bercermin! AKU hendak ber-cer-min. (AKU
telah memastikan bahwa cerminku benar-benar jernih dan masih berfungsi sebagai
cermin. AKU pastikan cerminku tidak retak bahkan pecah. AKU pastikan cerminku
bukan kaca remah-remah.)
Pandanglah
sungguh-sungguh ke dalam cermin! Ingatlah wajah yang dipantulkan oleh cermin!
Camkanlah rupa itu, wujud itu! Itulah PENJAJAH yang sesungguhnya! Itulah
PENYAKITnya! Ya! AKUlah PENJAJAH!
Hadapi AKU! Lawan
AKU! Perangi AKU! Maju dan terjang AKU! Musnahkan AKU dari tubuh ibu pertiwi.
Biarkan ibu pertiwi kembali sehat (barangkali ibu pernah sehat), lepas dari
PENYAKITnya, yaitu AKU.
Ya, AKU. (Mari
mengucapkan litani PENJAJAHAN)
Aku membelenggu
diriku dengan kebodohan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku membelenggu diriku dalam kebohongan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku membelenggu
diriku dengan kemalasan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku membelenggu
diriku dalam ketakutan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku membelenggu
diriku dengan hawa nafsu.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku membelenggu
diriku dalam kemunafikan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku membelenggu
diriku dengan perselingkuhan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku membelenggu
diriku dalam kerakusan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku membelenggu diriku
dengan pemerkosaan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku membelenggu
diriku dalam pembunuhan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku membelenggu
diriku dengan kesombongan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku membelenggu
diriku dalam keserakahan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku membelenggu
diriku dengan kesewenang-wenangan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku membelenggu
diriku dalam iri hati.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku membelenggu
diriku dengan dengki.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku membelenggu
diriku dalam caci maki.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku membelenggu
diriku dengan sontek menyontek.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku membelenggu
diriku dalam ludah-meludah.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku membelenggu
diriku dengan keluh kesah gundah.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku membelenggu
diriku dalam benih-benih zinah.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku membelenggu
diriku dengan buah-buah fitnah.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku membelenggu
diriku dalam jelaga-jelaga hitam dosa-dosa.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku membelenggu
diriku dengan dusta mendusta.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
Aku memenjarakan
diriku ke dalam neraka dunia carut marut corat coret sikat sikut senat senut.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.
AKU perlu
bangkit. Tidak ada keabadian waktu. AKU perlu menuntaskan PENJAJAH. AKU perlu
menumpahkan darahku memerangi PENYAKIT tanpa peduli akhir! Sampai AKU layak
berteriak MERDEKA!!!
Minggu, 18-08-2013; 10:17 a.m.
-hprabhadamar-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar