Desember 15, 2013

Jeremiah 29:11-14

source: http://thepropheticbooksofbible.org/wp-content/uploads/2013/03/jeremiah1.jpg
Jeremiah 29:11-14
11-For I know the plans I have for you, declares the Lord, plans for welfare and not for evil, to give you a future and a hope. 
12-Then you will call upon me and come and pray to me, and I will hear you. 
13-You will seek me and find me, when you seek me with all your heart. 
14-I will be found by you, declares the Lord, and I will bring you back to the place from which I sent you into exile.

Oktober 29, 2013

Do what is right, not what is easy


Do right

From the very start
Have purpose in your heart
To do what’s right and never question why
Never count the cost though everything seems lost
The price for doing right is sometimes high

Chorus:
Do right till the stars fall
Do right till the last call
Do right till there’s no one else to stand by you
Do right when you’re all alone
Do right though it’s never known
Do right since you love the Lord
Do right, do right

Right is always right and wrong is always wrong so we must learn to separate the two
If you love the right, the Lord will give you the light so seek the right in everything you do


writer: no name
composer: no name

Agustus 18, 2013

Biarkan Api Ini Tetap Menyala




Api yang menyala-nyala
Lahap melahap dosa dosa

Jangan kira kita sudah MERDEKA!
Jangan kira kita pantas tertawa tawa
Jangan kira kita telah melepas dahaga

Api yang menyala-nyala
Lahap melahap dosa dosa

Pikirkan masa depanku, masa depanmu!
Pikirkan hidupku, hidupmu
Persiapkan matiku, matimu

Api yang menyala-nyala
Lahap melahap dosa dosa

“Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala! … … … Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.”-Luk 12:49;51

Api yang menyala-nyala
Lahap melahap dosa dosa

“Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.”-Luk 12:35

Api yang menyala-nyala
Lahap melahap dosa dosa

Sunday, August 18, 2013; 10:56 a.m.
-hprabhadamar-

Bingkisan Kata untuk Indonesia




Selamat pagi ibuku pertiwi! Selamat pagi Indonesia!

Telah 68 tahun hari ini nyata semenjak hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Telah 68 tahun hari ini nyata semenjak Bapak Ir. Soekarno mengumandangkan teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Telah 68 tahun hari ini nyata semenjak 17 Agustus 1945 dinyatakan sebagai Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Memang benar, di dalam perspektifku, bangsa Indonesia telah merdeka dari bentuk-bentuk penjajahan yang dapat dibaca di dalam buku-buku sejarah bangsa Indonesia. Barangkali, bangsa Indonesia tidak perlu lagi berdarah-darah menghadapi senjata api dan meriam yang mampu mengoyak fisik, yang mampu melukai tangan dan kaki, yang mampu meruntuhkan tubuh, yang mampu meledakkan kepala dan mencecerkan isi bathok kepala, yang mampu melenyapkan harga diri sebagai bangsa Indonesia.

Akan tetapi, benarkah 68 tahun yang telah berlalu ini AKU maknai sebagai masa bebasnya bangsa Indonesia dari derita akibat senjata api dan meriam?

Benarkah 68 tahun yang telah berlalu ini AKU kenang sebagai saat dibacakannya teks Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia?

Benarkah selama 68 tahun ini terhitung dari proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia, AKU, bangsa Indonesia telah merdeka dari PENJAJAH?

AKU harus berhenti sejenak dan bercermin. (Barangkali, hal ini adalah hal yang jarang AKU lakukan seumur hidupku.) Siapakah PENJAJAH sebenarnya? Siapakah PENJAJAH bagiku, bangsa Indonesia? Bangsa Belanda-kah PENJAJAH? VOC-kah PENJAJAH? Jepang-kah PENJAJAH? Amerika-kah PENJAJAH? Atau PKI-kah PENJAJAH?

Lihatlah ke dalam cermin! AKU harus berhenti sejenak dan bercermin! AKU hendak ber-cer-min. (AKU telah memastikan bahwa cerminku benar-benar jernih dan masih berfungsi sebagai cermin. AKU pastikan cerminku tidak retak bahkan pecah. AKU pastikan cerminku bukan kaca remah-remah.)

Pandanglah sungguh-sungguh ke dalam cermin! Ingatlah wajah yang dipantulkan oleh cermin! Camkanlah rupa itu, wujud itu! Itulah PENJAJAH yang sesungguhnya! Itulah PENYAKITnya! Ya! AKUlah PENJAJAH!

Hadapi AKU! Lawan AKU! Perangi AKU! Maju dan terjang AKU! Musnahkan AKU dari tubuh ibu pertiwi. Biarkan ibu pertiwi kembali sehat (barangkali ibu pernah sehat), lepas dari PENYAKITnya, yaitu AKU.

Ya, AKU. (Mari mengucapkan litani PENJAJAHAN)

Aku membelenggu diriku dengan kebodohan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

 Aku membelenggu diriku dalam kebohongan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan kemalasan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam ketakutan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan hawa nafsu.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam kemunafikan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan perselingkuhan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam kerakusan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan pemerkosaan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam pembunuhan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan kesombongan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam keserakahan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan kesewenang-wenangan.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam iri hati.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan dengki.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam caci maki.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan sontek menyontek.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam ludah-meludah.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan keluh kesah gundah.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam benih-benih zinah.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan buah-buah fitnah.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dalam jelaga-jelaga hitam dosa-dosa.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku membelenggu diriku dengan dusta mendusta.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.

Aku memenjarakan diriku ke dalam neraka dunia carut marut corat coret sikat sikut senat senut.
PENJAJAHAN masih berlangsung, ya Tuhan.


AKU perlu bangkit. Tidak ada keabadian waktu. AKU perlu menuntaskan PENJAJAH. AKU perlu menumpahkan darahku memerangi PENYAKIT tanpa peduli akhir! Sampai AKU layak berteriak MERDEKA!!!

Minggu, 18-08-2013; 10:17 a.m.
-hprabhadamar-

Agustus 15, 2013

Jalan berkelok-kelok



Aku sedang dididik oleh Tuhan melalui orang tuaku, saudara-saudaraku, keluargaku, kekasihku, guru-guruku, dan teman-temanku. Ternyata Tuhan tidak berhenti mendidikku melalui mereka saja. Dia juga mendidikku melalui kesulitan-kesulitan dalam hidupku, kesalahpahaman dalam berkomunikasi, kekhawatiran, kecerobohan, kegagalan, kemarahan, hawa nafsu, dan kesombongan.

Hal itu Tuhan berikan agar aku menjadi manusia yang tangguh dan tahan uji.

Roma 5:3-5
"Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita."

Ad Maiorem Dei Gloriam

Agustus 10, 2013

Orang tua yang BIJAK


“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang daripada jalan itu.” (Amsal 22:6)

1.      Orang tua yang bijak berdoa bagi anak-anaknya.
Biarkan anak-anak mendengarkan doa orang tuanya bagi mereka. Seiring berjalannya waktu, doa-doa tersebut akan dihargai sebagai warisan keluarga yang berharga.

2.      Orang tua yang bijak mengungkapkan kasih sayang bagi anak-anaknya.
Dengan berbagai cara, orang tua yang bijak setiap hari akan berkata AKU MENGASIHIMU kepada anak-anaknya. Seharusnya anak-anak tidak meninggalkan rumah tanpa kata-kata tersebut terngiang di telinga mereka.

3.      Orang tua yang bijak mengenali talenta yang diberikan Tuhan bagi anak-anaknya.
Setiap anak adalah ciptaan Tuhan yang unik dengan talenta yang unik pula. Orang tua harus dapat mengenali dan menerima talenta anak-anaknya dan mendidik mereka untuk menggunakan talentanya sesuai dengan karakternya masing-masing.

4.      Orang tua bijak menghindari komunikasi dangkal.
Jangan berkomunikasi kepada anak-anak hanya pada tingkat “ya”, “tidak”, dan “jangan”. Anak memerlukan komunikasi yang berkualitas seperti halnya orang dewasa.

5.      Orang tua bijak menempatkan anaknya di tempat yang paling penting dalam pikiran mereka.
Orang tua harus memikirkan anak-anaknya secara mendalam, baik mengenai kesejahteraan rohani dan fisik mereka.

6.      Orang tua yang bijak membina anak-anak mereka.
Orang tua yang bijaksana bertanggunjawab secara pribadi dalam mendidik anak-anaknya. Orang tua tidak akan hanya menyerahkan tanggungjawab pembinaan anak-anaknya pada institusi pendidikan dan gereja.

7.      Orang tua yang bijak akan mengontrol pemakaian televisi dan internet.
Orang tua yang bijak tidak akan membiarkan televise, internet, maupun game mencuri sebagian besar waktu anak-anaknya dan tidak akan membiarkan anak-anaknya tumbuh menjadi generasi pasif dan pemalas.

8.      Orang tua yang bijak akan membangun jembatan relasional.
Orang tua yang bijak akan menjalin relasi dengan keluarga dan teman yang gaya hidupnya merupakan contoh positif bagi anak-anaknya.

9.      Orang tua yang bijak menjadi sumber inspirasi bagi masa depan anak-anak mereka.
Orang tua yang bijak tidak pernah menghancurkan mimpi anak-anaknya. Mereka akan membicarakan mimpi anak-anaknya dan mendiskusikan berbagai cara untuk menggapai mimpi itu.

10.  Orang tua yang bijak mendisiplinkan anak-anaknya.
Orang tua yang bijak tidak akan membiarkan anaknya berlaku tidak benar, tetapi bersikap tegas, menegur, dan mendisiplinkan anak-anak yang bertindak salah dengan bijaksana di dalam kasih.

Ad Maiorem Dei Gloriam

Juni 03, 2013

Stereotyping and Reverse Culture Shock

 
English Corner Meeting with ICEE at Sanata Dharma University
There are 2 lessons that I've learned with Champ in Grand Tour. They are stereotyping and reverse culture shock.

We did stereotyping to new people we just met is usually happened. But, stereotyping may cause misunderstanding and unhealthy relationship. We need to listen and communicate with new people before we are able to recognize and understand whomever much better than only believing our stereotyping about people.

In Go Home Come Back Chapter, I found many quotations which were related to reverse culture shock. I'm interested with one of them. It came from Heraclitus. "You can not step into the same river twice, because new waters are always flowing in upon you." Now, I change my thought. I am as human being will never stop growing up until I died and I will never be the same person. I need to change myself become a better person day by day because I will face different situation everyday. Time flies, and so do I.

Ad Maiorem Dei Gloriam