Februari 11, 2013

HARI LAHIRNYA GARUDA PANCASILA

11 Februari 1950 adalah hari lahirnya GARUDA PANCASILA. Pada tanggal tersebut, presiden Soekarno menetapkan GARUDA PANCASILA sebagai simbol negara Republik Indonesia Serikat (RIS-pada waktu itu).

Februari 08, 2013

SNAKE FRATERNITY XXXIII

We have been through this together. We are SNAKE FRATERNITY XXXIII of MAPASADHA
Final day (the 8th day) of BASIC EDUCATION of MAPASADHA - It has held on January 27th, 2013 till February 3rd, 2013 at Ungaran mountain, Central Java, Indonesia.

We are: (from left to right)
Silis, Gacer, Sikur, Berok, Brontok, Celnah (back side)
Jeron, Bidur, Lacuk (front side)

Februari 06, 2013

When I was your man




Artist: Bruno Mars
Title: When I Was Your Man
Album: Unorthodox Jukebox
Tabbed by: Sunny Gunawan

[Intro]

D7  Dm  C 
D7  Dm  C  Em


[Verse 1]

Am        C                              Dm
Same bed, but it feels just a little bit bigger now
G               G7                  C              Em
Our song on the radio, but it don't sound the same
Am                    C                             Dm
When our friends talk about you all it does is just tear me down
G                                     C
Cause my heart breaks a little when I hear your name


[Refrain]
            Em          Am              Em
It all just sounds like ooh, ooh, oooh, oooh
Bb                             C  
Mmm too young, too dumb to realize


[Chorus]
     G                      F      G              C
That I should've bought you flowers and held your hand
                        F    G          C
Shoulda gave you all my hours when I had the chance
                  F                   G                Am   
Take you to every party cause all you wanted to do was dance
D7            F                  Fm                   C                Em
Now my baby's dancing, but she's dancing with another man


[Verse 2]

Am           C                    Dm
My pride, my ego, my needs and my selfish ways
G                    G7                     C           Em
Caused a good strong woman like you to walk out my life
         Am     C                         Dm
Now I'll never, never get to clean up the mess I made ooh
G                                     C
And that haunts me every time I close my eyes


[Refrain]
            Em          Am              Em
It all just sounds like ooh, ooh, oooh, oooh
Bb                             C  
Mmm too young, too dumb to realize


[Chorus]
     G                      F      G              C
That I should've bought you flowers and held your hand
                        F    G          C
Shoulda gave you all my hours when I had the chance
                  F                   G                Am   
Take you to every party cause all you wanted to do was dance
D7            F                  Fm                   C               
Now my baby's dancing, but she's dancing with another man


[Bridge]

            F                 G                       C G Am Em
Although it hurts I'll be the first to say that I was wrong
      D7
Oh, I know I'm probably much too late
           Dm
To try and apologize for my mistakes
           G
But I just want you to know


[Chorus]

                   F      G                      C
I hope he buys you flowers, I hope he holds your hand
                 F    G           C
Give you all his hours when he has the chance
                  F             G                     Am   
Take you to every party cause I remember how much you love to dance
D7                  F             Fm               C               
Do all the things I should've done when I was your man
D7                  F             Fm               C
Do all the things I should've done when I was your man






Desember 18, 2012

Jujur sajalah


Honest is not fade away.

Persoalan dalam kehidupan kita sehari-hari muncul dari interaksi kita dengan diri sendiri, orang lain,dan bahkan dengan benda-benda atau pun tumbuhan dan hewan. Persoalan muncul karena kita berinteraksi, berpikir, dan bertindak. Munculnya persoalan itu wajar.

Namun, yang menarik di sini adalah saat persoalan menjadi rumit. Apakah penyebab persoalan menjadi rumit? Dari sudut pandang saya, salah satu penyebabnya adalah lunturnya keberanian untuk jujur. Mungkin saja kita takut berkata jujur karena akan dinilai seolah-olah jagoan, seolah-olah orang paling baik, seolah-olah orang yang mengerti segala sesuatu, seolah-olah tidak mempunyai kesalahan, dan seolah-olah yang lainnya.

Menjadi rumitnya suatu persoalan dapat disebabkan oleh lunturnya keberanian untuk jujur. Silahkan berimajinasi tentang seorang teknisi mesin industri yang akan memperbaiki kerusakan pada mesin yang baru saja dia jumpai. Teknisi itu tentu butuh waktu untuk mempelajari mekanisme kerja mesin tersebut dan menganalisa penyebab kerusakan, setelah itu barulah dia mulai memperbaiki mesin tersebut. Mengapa prosesnya harus sepanjang itu? Sederhana saja, hal itu disebabkan karena mesin tersebut tidak memiliki kehendak untuk berkata-kata apalagi untuk bersikap jujur. Hahaha... Benar kan?!

Kita sebagai manusia yang memiliki kehendak untuk bersikap jujur seringkali tidak menggunakannya demi nilai-nilai kebenaran yang sudah tertanam di dalam diri kita sejak lahir. Justru, kita seringkali memilih untuk tidak bersikap jujur dengan alasan demi kebaikan, demi harga diri kita, demi mendapatkan nilai yang tinggi (menyontek misalnya), demi memperoleh keuntungan (menipu misalnya), dan demi kepentingan diri kita sendiri sebenarnya.

Dengan kita jujur, persoalan akan menjadi sederhana, namun bukan berarti sepele dan dapat dihiraukan. Bukan itu yang saya maksud. Akan tetapi, apabila setelah kita memilih bersikap jujur namun persoalan justru bertambah rumit, tenanglah dahulu. Pahamilah bahwa kerumitan persoalan tidak ada di dalam diri kita (yang sudah jujur), namun terletak pada mereka yang belum jujur dan belum mampu menerima kejujuran.

Dengan bersikap jujur tidak akan membuat kita suci. Bersikaplah jujur tanpa pamrih. Jujurlah karena itulah yang terjadi sesungguhnya.

-hprabhadamar-

Desember 01, 2012

Manusia yang Bebas

Manusia yang Bebas, Berkehendak Bebas
Sadarkah kita saat kita meneriakan kebebasan? Sudahkah kita sungguh bebas merdeka?
Contoh sederhana, ketika mengikuti pelajaran di kelas, seringkali kita lebih suka memilih tempat duduk yang terletak di deretan belakang. Tempat duduk deretan paling depan pastilah menjadi pilihan yang terakhir. Mengapa begitu? Apakah kita merasa tidak layak menempati bangku pada deretan terdepan walau kita sudah datang lebih awal sebelum jam pelajaran dimulai? Apakah kita berpikir bahwa tempat duduk deretan terdepan sudah disediakan untuk murid-murid terhormat? Sungguh konyol jika menurut saya jika kita memiliki pemikiran yang saya sebutkan terakhir, karena di dalam kelas status kita sama. Kita adalah sesama murid.

Memang benar, kita bebas memilih tempat duduk di dalam kelas (terutama dalam perkuliahan). Namun, benarkah tidak ada hal-hal lain yang mendasari sikap kita sehingga kita memilih tempat duduk di deretan belakang? Hal-hal yang saya maksud misalnya, canggung, takut, malas karena mudah menjadi sasaran pertanyaan dari guru atau dosen, atau malu karena mungkin dikatakan sok rajin atau bahkan sok pandai, dll.

Perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran yang muncul dari dalam diri kita yang bersifat menghambat langkah kita untuk berkembang itulah yang membuat kita menjadi pribadi yang tidak bebas, tidak merdeka. Tidak perlu kita dibentak untuk menjadi disiplin. Tidak perlu kita diminta berkali-kali untuk memulai mengerjakan tugas kita sendiri. Segala sesuatu perlu disadari agar kita mampu menjadi manusia bebas. Bebas bukan berarti tidak menghargai orang lain atau bertindak sesuai kehendak hati atau bahkan bertindak ke arah perusakan dan penghinaan. Bukan seperti itu definisi bebas yang saya maksud. Manusia bebas berarti manusia yang mampu berkembang dan bertumbuh tanpa pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan negatif.

Marilah bersama-sama melatih diri kita sendiri untuk mengubah pikiran-pikiran negatif kita menjadi pikiran-pikiran yang positif, sehingga kita dapat bertumbuh kembang dan menumbuhkembangkan kehidupan bersama.

-hprabha- 

The true cause of negative thoughts, emotional feelings, and physical symptoms, is an energy block along one or more of the body’s meridians.
» Gary Craig



A gathering of Wishes

A gathering of Wishes by Flavia Weedn.

1.       You matter in my life. Thanks for being born.
2.       If I could wrap love in a ribbon, it would be my gift to you.





November 28, 2012

How could I say I believe in GOD?

How could I say I believe in GOD but I never begin from being honest? The greatest enemy of HONESTY is not deceitfulness, but AFFECTATION or MALINGERING. Whether pretending to be honest even pretending to tell a lie are including to affectation. They are the enemies of HONESTY. Being honest couldn't be forced or compelled. If person is compelled to be honest, the fundamental value of honesty will be gone away. It's not honest no more, it's pretending.  The true honesty is no intention. (inspired by Blakanis, a novel by Arswendo Atmowiloto)